Tulisan ini kubuat atas dasar pernyataan seorang karib yang tahu betul tentang banyak hal yang pernah kualami sejak SMA. Bahkan setelah persahabatan kami berwujud LDR, tetap saja aku mencarinya ketika ada sebuah cerita yang tak bisa kutelan sendiri. Pada suatu malam, ketika sepasang mata sudah berpisah dari lensa kacamata minusnya, pertanda si empunya hendak nyaman terlelap, ponselku berdering. Aku hendak abai, tapi kenyataannya, aku terganggu. Kuraih ponsel, melihat nama penelepon: K****. Kalau itu orang lain, mungkin tombol reject akan menjadi pilihanku waktu itu. Dengan nada suara yang tak bisa menutupi rasa kantuk, aku menyahut sekenanya. "Bangun duluuu.. aku mau nanya" teriaknya di seberang ponsel. "Hmm, kau tahu rasanya mengantuk seperti apa?" protesku waktu itu. "Aku tadi buka blogmu, dan baca bagian 'surat untuk Ra'. Kayaknya aku tahu itu siapa..." Entahlah, respon di kepalaku setelah nama itu disebut bikin efek ngantuk langsung s
Suka kata, sayang buku, cinta DIA