Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014
ibarat tepung dan air dalam suatu gelas, sebesar apapun usaha untuk menjadikannya menyatu menjadi sebuah larutan, tetap saja akan terpisah. butiran tepung hanya bisa berdampingan dengan air tenggelam didasarnya, tak bisa menyatu, tak pernah larut menjadi larutan. tepung itu hanya bisa menjadi dirinya sendiri. tak pula dapat menciptakan jarak untuk pergi...
aku melirik sofa yang ia duduki. sofa itu masih cukup untuk satu orang. sungguh, aku benar-benar ingin duduk disana ,disampingnya. namun aku khawatir tak mampu mngontrol perasaanku, hingga nantinya orang lain mngetahui perasaanku padanya. dan yang sangat aku khawatirkan, ketika aku duduk disana, dia justru bangkit dan pergi. "ehem, capek loh berdiri dari tadi" ujarku mencoba menutupi sebuah rasa yang sedang memenuhi hatiku sembari duduk di sofa itu. satu dua tiga empat lima, dia tak juga pergi. bagus, tetaplah disitu. aku masih ingin dekat denganmu, jangan pergi, jangan biarkan jantung ini berdetak leih cepat karen kecewa ditinggalkan olehmu disini. aku menoleh padanya. belum sempat aku memulai sebuah senyuman. ia lebih dulu menyungginkan sebuah senyuman. ya tuhan, plis. jangan tersenyum seperti ini.ya tuhan,, ada apa dengan jantung ini. kenapa berdetak begitu cepat... ya tuhan hanya sebuah senyuman, efeknya bisa separah itu?
bisakah kau pahami makna setiap snyuman yang aku lukiskan ketika berhadapan denganmu atau semua perlakuan yang menunjukkan rasa perhatianku padamu aku tak punya kemampuan dan keberanian untuk menyampaikan makna semua itu ketahuilah ada asa yang aku sematkan setiap kali tersenyum padamu asa untuk dicintai dan disayangi sebagai milikmu namun nampaknya rasa dan asa ini hanya ada dalam diriku membuatku hanya bisa menyimpannya menyembunyikannya dan hanya mampu menelan pahitnya saat kau justru menjatuhkan hatimu pada yang lain
sebuah teori sederhana.. tentang bumi, bulan, matahari, dan cinta pelaku utamanya adalah bumi.. adanya bulan dan matahari dalam hidupnya adalah sebuah takdir.. siang dan malam, gelap dan terang, panas dan dingin, dinamika musim dan cuaca, bumi merasakan semuanya.. sebagai dampak keberadaannya diantara keduanya... pertemuan dengan kedua manusia itu, mengajarkanku rasanya bahagia dan luka dikenal, dicintai dan dilupakan  diperhatikan dan diabaikan mengungkap dan merahasiakan kebersamaan dan kenangan, komitmen dan penyesalan bumi dan matahari adanya matahari baginya adalah untuk sebuah kehidupan didalamnya bumi merasakan sebuah ketulusan dan kehangatan dari sinar yang dipancarkan matahari bumi berevolusi mengamati matahari dari berbagai sisi namun mendapati dirinya tak bisa lebih dekat ataupun menjauh dari matahari sebuah jarak telah ditentukan takdir terlalu dekat dengan matahari menghasilkan panas yang berlebih menjauh bahkan pergi dari matahari akan menggelapka