aku melirik sofa yang ia duduki. sofa itu masih cukup untuk satu orang. sungguh, aku benar-benar ingin duduk disana ,disampingnya. namun aku khawatir tak mampu mngontrol perasaanku, hingga nantinya orang lain mngetahui perasaanku padanya. dan yang sangat aku khawatirkan, ketika aku duduk disana, dia justru bangkit dan pergi.
"ehem, capek loh berdiri dari tadi" ujarku mencoba menutupi sebuah rasa yang sedang memenuhi hatiku sembari duduk di sofa itu. satu dua tiga empat lima, dia tak juga pergi. bagus, tetaplah disitu. aku masih ingin dekat denganmu, jangan pergi, jangan biarkan jantung ini berdetak leih cepat karen kecewa ditinggalkan olehmu disini.
aku menoleh padanya. belum sempat aku memulai sebuah senyuman. ia lebih dulu menyungginkan sebuah senyuman. ya tuhan, plis. jangan tersenyum seperti ini.ya tuhan,, ada apa dengan jantung ini. kenapa berdetak begitu cepat... ya tuhan hanya sebuah senyuman, efeknya bisa separah itu?
"ehem, capek loh berdiri dari tadi" ujarku mencoba menutupi sebuah rasa yang sedang memenuhi hatiku sembari duduk di sofa itu. satu dua tiga empat lima, dia tak juga pergi. bagus, tetaplah disitu. aku masih ingin dekat denganmu, jangan pergi, jangan biarkan jantung ini berdetak leih cepat karen kecewa ditinggalkan olehmu disini.
aku menoleh padanya. belum sempat aku memulai sebuah senyuman. ia lebih dulu menyungginkan sebuah senyuman. ya tuhan, plis. jangan tersenyum seperti ini.ya tuhan,, ada apa dengan jantung ini. kenapa berdetak begitu cepat... ya tuhan hanya sebuah senyuman, efeknya bisa separah itu?
Komentar
Posting Komentar