Tentang sebuah tempat yang ingin aku kunjungi. Katanya, mesti yang terjauh. Hmm, sebelum kusebutkan nama tempatnya, izinkan aku menjelaskan definisi kata jauh dalam presepsiku. kata jauh, jika sudut pandangnya tak sesempit jarak fisik, seharusnya tidak hanya tentang sebuah tempat yang berada ribuan bahkan milyaran kilometer dari posisiku berdiri kan? Satu senti pun jaraknya, bisa saja aku menyebutnya tempat terjauh. Maaf, kacamataku memang sedikit berbeda. Lalu? Hfft, Baiklah, rupanya kau tak sabaran. Langsung saja akan kusebutkan tempatnya, lalu semoga kau paham maksudku. Jangan terkejut, karena tempat terjauh itu adalah rumahmu. Iya, kamu! Aku tahu, jika dihitung menggunakan speedometer di motor sebagai akses menuju rumahmu, tak akan menggulirkan angkanya sampai 50 kilometer. Ke rumahmu mungkin hanya membutuhkan lima belas sampai duapuluh menit sebagai waktu tempuh. Itupun jika terjebak macet di lampu merah kota pada waktu sibuk. Seharusnya bisa lebih cepat. Hei, kondisi
Suka kata, sayang buku, cinta DIA