Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Yang Terjauh yang Ingin Kutuju: Rumahmu

Tentang sebuah tempat yang ingin aku kunjungi. Katanya, mesti yang terjauh. Hmm, sebelum kusebutkan nama tempatnya, izinkan aku menjelaskan definisi kata jauh dalam presepsiku. kata jauh, jika sudut pandangnya tak sesempit jarak fisik, seharusnya tidak hanya tentang sebuah tempat yang berada ribuan bahkan milyaran kilometer dari posisiku berdiri kan? Satu senti pun jaraknya, bisa saja aku menyebutnya tempat terjauh. Maaf, kacamataku memang sedikit berbeda. Lalu? Hfft, Baiklah, rupanya kau tak sabaran. Langsung saja akan kusebutkan tempatnya, lalu semoga kau paham maksudku. Jangan terkejut, karena tempat terjauh itu adalah rumahmu. Iya, kamu! Aku tahu, jika dihitung menggunakan speedometer di motor sebagai akses menuju rumahmu, tak akan menggulirkan angkanya sampai 50 kilometer. Ke rumahmu mungkin hanya membutuhkan lima belas sampai  duapuluh menit sebagai waktu tempuh. Itupun jika terjebak macet di lampu merah kota pada waktu sibuk. Seharusnya bisa lebih cepat. Hei, kondisi

Putra dan seragam putih merah

Kampung halaman memang selalu menawarkan kedamaian. Terkhusus ketika pagi. Aku senang menghirup udaranya dalam-dalam. Jauh dari polusi seperti di kota tempatku merantau. Juga, karena banyak hal yang bisa dikenang bersama aroma kenanga di pekarangan rumah dan seliweran bumbu masakan ibu yang sudah ke mana-mana sejak aku terjaga. Sudah hampir jam enam pagi. Aku membuka pintu warung sebagai tanda siapapun sudah bisa berbelanja di rumahku. Karena masih belum ada pelanggan, aku memutuskan untuk menyapu halaman. Membersihkan daun-daun dari pohon mangga yang berjatuhan. Ritual semacam ini, hanya bisa terjadi saat sedang berlibur di rumah. Maklumlah, saat di rantau, aku lebih suka menarik selimut untuk menutup seluruh tubuh ketimbang melawan dinginnya pagi. Sebab memang tak ada yang menjadi kesibukan di pagi hari kecuali jam kuliah dimulai jam setengah delapan. Satu dua pelanggan yang datang membuatku sesekali menunda aktivitas menyapu. Sekitar jam tujuh, saat halaman rumah sudah serat