Langsung ke konten utama

Miss Keriting dan Masa Lalunya




Judul Buku: Selena dan Nebula

Penulis: Tere Liye

Co-author: Diena Yashinta

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit: Cetakan pertama 2020


S-E-L-E-N-A. 




Selena lahir di distrik sabit enam, Sebuah perkampungan yang padat, kumuh, dan tertinggal di klan Bulan. Ia terlahir dari orang tua yang miskin. Malangnya lagi, pada usia empat belas tahun ayah Selena meninggal dunia. Lalu menyusul ibunya yang wafat pada tahun berikutnya. Selena resmi menjadi gadis yatim piatu pada usia lima belas tahun. Dari surat wasiat terakhir yang ditulis sang ibu, Selena mengetahui bahwa ia masih punya keluarga di kota Tishri yang berjarak dua ratus kilometer dari tempat tinggalnya. Namanya paman Raf, adik dari sang ibu, pemilik salah satu kantor pekerja konstruksi di kota Tishri.
Keseharian keluarga Raf mengerjakan proyek-proyek pembangunan di kota Tishri dan keinginan Selena balas jasa karena hidup menumpang, mengharuskannya untuk turut terlibat dalam pekerjaan konstruksi milik pamannya.

Selena sebenernya merupakan salah satu penduduk klan Bulan yang dianugerahi kekuatan. namun entah karena kehidupannya yang payah, Selena mungkin semacam mengalami kurang gizi hingga menyebabkan kekuatan itu tidak berkembang maksimal. Satu-satunya kekuatan terbaik Selena ada pada matanya. Ia mampu mengingat secara detail dan cepat apapun yang pernah ia lihat. Mata tajam, demikian istilah yang disematkan ibunya dahulu. Kemampuan ini ternyata amat berguna dalam pekerjaan konstruksi. Ia mampu membuat prediksi yang akurat terkait posisi bangunan. Berkat kemampuan ini pula, Ia tidak perlu berlama-lama menjadi pekerja kasar dalam proyek-proyek pamannya. Ia justru banyak dianjurkan belajar ilmu perhitungan selama bekerja sebagai penunjang kemampuan matanya.

Tiga tahun berlalu. di usia delapan belas tahun, Selena berhak menentukan hidupnya sendiri. Dengan bermodalkan tabungan hasil bekerja dengan paman Raf serta kemampuan mata tajamnya yang terus terasah, Selena memberanikan diri untuk mendaftar kuliah di Akademi Bayangan Tingkat Tinggi (ABTT). Sebagai sebuah perguruan tinggi terbaik di klan Bulan, proses seleksi untuk bisa menjadi mahasiswa di sana sangatlah ketat. Ada tiga tahap yang harus dilalui. Dan tahapan ketiga adalah yang paling ia takuti: Ujian demonstrasi kekuatan Klan Bulan. Sementara selama ini Selena tahu, berapa keraspun ia berlatih, kekuatannya tidak akan pernah berkembang. Ada yang salah dengan dirinya. Tubuhnya hanya bisa menghilang sebagian, tameng transparannya teramat mudah dihancurkan, apalagi pukulan berdentumnya. Duhh, untuk menceritakannya pun aku malu.

Tapi bukankah selalu ada jalan bagi mereka yang memiliki kemauan kuat? Yang tidak mampu dibuat mundur oleh keadaan? Semesta selalu membukakan jalan bagi para pemimpi. Tiba-tiba Ada keajaiban dalam proses Selena mewujudkan impiannya, yang hanya bisa kalian ketahui dengan membaca buku ini secara utuh. Keajaiban yang membawa Selena bertemu dengan dua sahabat karib bernama Tazk dan Mata, juga bertemu guru-guru terbaik di Klan bulan, serta bertemu dengan masalah serius yang senantiasa berbenturan dengan mimpi-mimpinya. Ini adalah buku yang berkisah tentang perjuangan Miss Selena menuntut ilmu di ABTT, kampus yang melahirkan petarung-petarung terbaik klan bulan. Jangan bayangkan kisah ini berisi tentang suasana monoton belajar di dalam kelas seperti di klan bumi. kisah ini bahkan sama menariknya dengan petualangan Raib, Ali, dan Seli menjelajah berbagai klan dunia paralel.



N-E-B-U-L-A


Waktu satu tahun belajar di ABTT lebih dari cukup untuk mempererat ikatan persahabatan tiga mahasiswa yang sudah menjadi sorotan sejak masa inagurasi. Meski sesekali dijuluki biang kerusuhan oleh Master Ox, tapi Selena, Tazk, dan Mata berhasil membuktikan bahwa mereka adalah mahasiswa terbaik di ABTT. Selena unggul urusan matematika dan ilmu pengintai, tak heran ia selalu berhasil melalui mata kuliah "Bilangan, struktur, ruang dan perubahan" serta menjadi satu-satunya mahasiswa mata kuliah pilihan "malam dan misterinya". Tazk unggul dalam masalah sosial dan kepemimpinan serta memiliki karakter perfectionis yang menjadikannya peraih IPK 4 sejak semester pertama. Sementara Mata, sesuai hobinya membaca novel, adalah mahasiswa paling cerdas di kelas bahasa-bahasa klan bulan.  Ia ahli linguistik, hingga disebut mahasiswa kesayangan Miss Ling.

Adapun soal kemampuan bertarung, Master Ox sengaja menyediakan kelas khusus untuk mereka bertiga. Mereka ditugaskan untuk mengalahkan robot di dalam kotak hitam yang didesain khusus memiliki kekuatan luar biasa. Kelas tersebut tidak sekadar melatih kemampuan bertarung mereka, tapi sekaligus menjadi latihan kekompakan dan keakraban satu sama lain. Meski setiap masuk kelas tersebut ketiganya merasa dekat sekali dengan kematian, tapi di kelas itulah mereka memaksimalkan kekuatan untuk saling melindungi sebagai sebuah tim. Dan keadaan-keadaan genting yang tercipta di kelas tersebut pelan-pelan memunculkan kekuatan tak terduga yang pada akhirnya mengungkap identitas Mata yang sebenarnya. Pada hari pertama di tahun kedua, Mata ramai diperbincangkan seluruh warga ABTT.

Keakraban pada akhirnya membuat mereka tak ragu untuk saling berbagi cerita, ide, ataupun rahasia satu sama lain. Hingga suatu hari, dengan alasan dan kepentingan masing-masing, tercetuslah kesepakatan antara Selena, Tazk, dan Mata untuk bersama-sama menjelajah dunia paralel.  Sebuah kesepakatan yang mengantarkan mereka pada petualangan seru dan menegangkan menuju klan Nebula.


Lalu jangan lupakan soal kisah dibalik keberhasilan Selena diterima kampus ABTT. Sebuah keajaiban yang berujung pada keharusannya mengerjakan misi-misi rahasia nan berbahaya. Tanpa sadar Selena terjebak dalam rencana dan ambisi seseorang. Belum lagi urusan perasaan yang memang senantiasa jadi masalah dalam lingkar pertemanan antar lawan jenis. Hal-hal inilah yang kemudian jadi sebentuk ujian persahabatan antara Selena, Tazk, dan Mata. Sekaligus menjadi benang merah sesungguhnya antara kehidupan masa lalu Miss Selena dengan murid-murid kesayangannya di masa mendatang.


REVIEW VERSIKU:

Siapapun yang sudah mengikuti kisah petualangan Raib, Ali, dan Seli di dunia paralel dalam serial Bumi karya Tere Liye tentu tidak asing lagi dengan tokoh guru matematika perempuan yang dijuluki sebagai Miss Keriting. Siapa lagi kalau bukan Miss Selena. Nah kini, dalam dua seri terbarunya yakni Selena dan Nebula, Tere Liye secara khusus menceritakan perjalanan hidup Miss Selena sebelum bertemu dengan ketiga murid istimewanya itu.

Kehadiran dua seri fantasi terbaru Tere Liye ini memang terbilang sedikit berbeda dari seri sebelumnya. Selena dan Nebula merupakan karya spin-off serial bumi atau karya sempalan yang secara khusus membahas kehidupan salah satu tokoh yang pernah terlibat sepanjang seri sebelumnya.  Untuk kalian yang dari seri pertama senantiasa tak sabaran menanti cerita petualangan Raib, Ali, dan Seli, maka dalam novel Selena dan Nebula harus menahan diri dulu dari pertanyaan "Klan mana lagi yang jadi latar petualangan Raib, Ali, dan Seli?". Peran mereka sebagai tokoh utama sedang digantikan sementara oleh Miss Selena, Tazk, dan Mata. Entahlah, sepertinya peran tiga orang dalam satu ikatan persahabatan menjadi komposisi yang disukai sang penulis sehingga persahabatan Miss Selena pun terdiri dari tiga orang.


Berbicara soal komposisi persahabatan yang digunakan dalam dua novel ini,  mengingatkan siapapun pada sebuah serial fantasi terkenal karya JK Rowling. Berdasarkan beberapa review novel yang pernah kubaca tentang serial Bumi, banyak yang membahas soal kemiripan karya Tere Liye ini dengan serial Harry Potternya JK Rowling. Ada yang mengasumsikan Raib, Ali, dan Seli sebagai Harry, Ronald Weasley, dan Hermione. Tapi bagiku sendiri, setelah membaca novel Selena dan Nebula, justru kisah Miss Selena lah yang lebih mirip dengan Harry potter. Siapapun yang pernah membaca atau menonton Harry potter, pikirannya akan tervisualisasi ke arah sana ketika membaca kisah Miss Selena yang menempuh pendidikan di kampus ABTT. Selena serupa tokoh Harry dan ABTT seperti sekolah penyihir Hogwarts. Tapi aku tidak akan membahas tentang seberapa mirip karya dari kedua penulis hebat ini, kalian akan tahu dengan membacanya sendiri. justru aku akan mengulas sisi berbedanya sehingga meskipun kalian seorang penggemar fanatik Harry Potter, tetap kurekomendasikan untuk membaca Novel Selena dan Nebula.

Pertama, sejak awal genre serial ini adalah science-fiction. Meskipun yang dibicarakan adalah imajinasi soal dunia paralel, tapi pendekatan yang dipilih untuk menceritakannya adalah sains dan teknologi.  Jadi selagi bisa, semua hal yang terasa mustahil yang terjadi di klan bulan akan disertai penjelasan ilmiah. Misalnya, kereta terbang. Meskipun saat ini kendaraan tersebut belum ada di dunia nyata, tapi karena pendekatannya teknologi, penggunaannya jadi terasa masuk akal. Atau ketika membahas soal tanaman ngeleputur yang buas ketika gelap, ini pun sebenarnya berisi penjelasan konsep fotosintesis. Dan masih banyak lagi contoh lainnya. Jadi kisah-kisah imajinatif buku ini bukan sekadar mantra penyihir, melainkan juga tentang bagaimana kecanggihan sains dan teknologi mampu menjelaskan banya hal yang terasa ajaib dan luar biasa. Buku ini sangat cocok dibaca para remaja sekolah untuk memantik ketertarikan mereka terhadap sains dan teknologi dengan bahasanya yang menarik.


Kedua, Meski mungkin Novel Selena dan Nebula memang terasa mirip dengan serial Harry potter, akan tetapi karya Tere liye tetap memiliki ciri khas memanfaatkan kearifan lokal. Tere liye membangun cerita fantasi tapi menyentuh hal-hal yang dekat di sekitar kita, khususnya orang Indonesia. Misal penggunaan istilah "Inagurasi", "Ospek", "IPK", "scriptie", "Job fair" pada sistem pendidikan ABTT sehingga sedikit banyak para pembaca jadi bisa membayangkan suasana belajar di ABTT.  Kemudian penamaan klub PARSIJA dan PARSIB pada kompetisi bola terbang, atau Ter-E-Li-Ye untuk novel yang menjadi favorit Mata, atau Tazk yang dikenal sebagai mantan anggota boyband adalah contoh hal-hal kecil yang terasa jenaka ketika digunakan dalam novel fantasi.

Ketiga, pemilihan nama tokoh dan istilah dalam cerita yang unik. Umumnya nama tokoh-tokoh di kedua novel ini (khususnya tokoh dari klan bulan) hanya terdiri dari satu atau dua suku kata saja, seperti Raf, Leh, Am, Em, Im, Om, Um, Boh, Aq, Tazk, Ox, dan sebagainya. Ini mungkin nampak sepele, tapi menurutku ide ini justru menyebabkan nama tokoh sentralnya, yakni Selena, menjadi berbeda sendiri dan terasa spesial bahkan dari nama saja. Lalu penamaan mata kuliah di kampus ABTT yang mewakili disiplin ilmu matematika, fisika, biologi, kimia, sejarah, dan sebagainya jika di dunia nyata. Aku tak habis pikir betapa kerennya Tere Liye berhasil menemukan ide seunik ini. Kalian bisa lihat di kartu hasil studi mahasiswa ABTT berikut untuk memahami kekagumanku:


Ada lagi bagian favoritku yaitu penggunaan istilah "dalakudaibuhungkabatuh" (hal. 154 dalam novel Selena) yang disebut sebagai bahasa kuno klan bulan. Padahal di dunia nyata kalimat itu merupakan bahasa daerah di provinsi sumatera selatan. Aku sebagai bagian dari "wong kito" tentu senyum senyum sendiri ketika membaca bagian tersebut.


Keempat, kedua novel ini mengandung sindiran/kritik sosial dan penuh pesan moral. Meskipun dibalut dalam genre fantasi, tulisan Tere Liye di kedua buku ini tetap menyuguhkan bentuk kritik khususnya bidang pendidikan terkait sistem seleksi penerimaan mahasiswa baru, drama perploncoan senior kepada junior dalam suasana ospek, peran sistem pembelajaran dalam pembentukan pola pikir dan karakter anak, hingga persoalan politik pemerintahan yang ada di klan Bulan. Dengan bahasa novel fantasi, persoalan serius yang sedang dihadapi negeri ini jadi lebih mudah dipahami dan dijangkau oleh pembacanya yang berusia remaja. Lalu perihal pesan moral, kurasa keahlian Tere Liye menyelipkannya dalam setiap tulisan tidak perlu diragukan lagi. Kedua novel ini sangat kaya akan pesan moral tentang kesetiakawanan, ketulusan, tanggung jawab, kegigihan, kejujuran, dan sebagainya. Siapapun penikmat tulisan-tulisan Tere Liye tentu akan paham tanpa perlu dijelaskan panjang lebar. Aku sudah memposting beberapa quotes yang kutemukan dari kedua novel ini di akun instagram pribadiku dengan desain menyesuaikan warna cover buku ini.











 *******

Keempat alasan tersebut semoga cukup meyakinkan kalian untuk lekas memasukkan kedua buku ini sebagai list rencana bacaan selanjutnya. Karena buku ini sangat menarik dan kuberi rating hampir sempurna.

Meski demikian, bukankah segala bentuk kesempurnaan yang berasal dari mahluk selalu memiliki celah? Tak terkecuali yang terjadi pada buku ini. Ditengah kenikmatanku membaca kedua novel ini, ternyata aku menemukan satu kejanggalan dalam novel Nebula, khususnya pada bagian berikut:

"Kalau untuk cowok, kamu suka rambut seperti apa, selena?" -hal. 95

Pertanyaan tersebut dilontarkan Boh yang pada saat itu tidak tahu sama sekali bahwa Selena sedang menyamar sebagai Ev. Sehingga pada saat itu harusnya Boh menggunakan kata ganti Ev, bukan Selena.
kesalahannya menurutku hanya itu, mungkin sepele tapi semoga bisa menjadi evaluasi pada cetakan berikutnya agar karya ini benar-benar sempurna.

******

Kurasa sudah cukup panjang review-ku mengenai kedua novel ini. Sengaja review ini tak kutulis terpisah sebagai penanda bahwa kedua buku ini memang tidak bisa dibaca salah satu saja. Harus keduanya dan harus secara berurutan: Selena dahulu, Nebula kemudian. Kemudian satu lagi pesanku, jika kalian merasa sama sekali belum mengenal Raib, Ali, dan Seli atau belum pernah membaca satupun novel serial bumi karya Tere Liye, tidak akan menjadi masalah bagimu memulainya dari seri ke delapan dan sembilannya ini. Seperti kataku di awal tadi, kedua buku ini adalah spin off. Jika ternyata banyak pertanyaan dan rasa penasaran yang muncul selama membaca kedua buku ini, maka bolehlah untuk memulainya dari seri pertama lagi. Intinya, tidak perlu khawatir tidak bisa mengikuti jalan cerita kedua novel ini meskipun kalian pembaca newbie. Karena hampir semua tokohnya relatif baru diceritakan di sini dan tidak ada di novel sebelumnya.  Selamat membaca langsung novel Selena dan Nebula! Sebab Reviewku ini tidak akan cukup untuk mewakili kepuasan kalian saat membacanya sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Resensi Novel Pergi- Tere Liye] Tauke Besar, Kemana akan Pergi?

  Judul         : Pergi Penulis       :  Tere Liye Penerbit      : Republika Penerbit Cetakan I    :April, 2018 Tebal buku  : iv+455 halaman “Berangkat, Edwin. Kita harus tiba di Hong Kong malam ini. Aku ada urusan dengan Master Dragon yang belum selesai.” Bagi kalian yang pernah membaca novel Pulang karya Tere Liye terbitan tahun 2015 lalu, tentu tak asing dengan kalimat di atas. Sebaris kalimat penutup yang berhasil membuat pembaca mengkhatamkan novel tersebut dengan otomatis mengeluh “Yah, endingnya gantung!”. Sepertinya, melalui kalimat itu, sang penulis sengaja menciptakan tanda tanya besar di kepala pembaca, untuk kemudian dibuat penasaran, harap-harap cemas menantikan ada atau tidak sekuelnya di kemudian   hari, sekadar menjawab satu pertanyaan yang pasti muncul saat aktivitas membaca terpaksa berakhir:  “ apa kepentingan Bujang menemui Master Dragon di Hong kong? ”. Dan pada April 2018, pertanyaan itu akhirnya akan dijawab. Setelah sebelumnya sempat

Matahari: Perjalanan Tanpa Misi

Judul Novel         : Matahari Penulis                : Tere Liye Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama Cetakan I            : Juli 2016 Cetakan II            : Agustus 2016 ISBN                    : 978-602-03-3211-6 Tebal buku          : 400 halaman Namanya Ali, 15 tahun, kelas X. Jika saja orang tuanya mengizinkan, seharusnya dia sudah duduk di tingkat akhir ilmu fisika program doctor di universitas ternama. Ali tidak menyukai sekolahnya, guru-gurunya, teman-teman sekelasnya. Semua membosankan baginya. Tapi sejak dia mengetahui ada yang aneh pada diriku dan Seli, teman sekelasnya, hidupnya yang membosankan berubah seru. Aku bisa menghilang, dan Seli bisa mengeluarkan petir. Ali sendiri punya rahasia kecil.Dia bisa berubah menjadi beruang raksasa. Kami bertiga kemudian bertualang ke tempat-tempat menakjubkan. Namanya Ali. Dia tahu sejak dulu dunia ini tidak sesederhana yang dilihat orang. Dan di atas segalanya, dia akhirnya tahu persahabatan adal