Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

Dua Tahun (Lagi)

Aku sempurna duduk di sampingmu. Dengan segala gemuruh rindu yang berusaha kukontrol ditambah pula rasa deg-degan ketika berjarak tak lebih dari satu meter denganmu, pada detik itu, bernapas bukan perkara sederhana untuk kulakukan. Aku berusaha sekuat tenaga agar embusan napas yang keluar tak mengindikasikan kegugupanku. Oh man, sudah enam tahun, rasanya masih saja segrogi ini di hadapanmu! 

Ketuk Pintu

sumber gambar :  http://berlinhappens.com/10-desain-ruang-rahasia-unik-yang…/ Sekat yang membatasi ruang antarkita, sesungguhnya tak mutlak sebuah dinding saja. Kalau kau sudi mengamatinya dengan seksama, niscaya akan kau temukan sebuah pintu. Disanalah harapan-harapan itu kuletakkan. Kau harus tahu, sebuah batas kubangun setinggi-tingginya tak berarti aku ingin ditinggalkan sepenuhnya. Aku hanya merasa kita butuh ruang untuk menjadi masing-masing. Mengurai kata kita sebagai aku saja, atau kamu saja. Agar setidaknya kita bisa berdialog dengan nurani ma sing-masing bertanya perihal Siapa yang salah? Siapa yang pantas marah? Siapa yang pantas kecewa?

Surat untuk Ra

sumber gambar : http://ukhtisamira.blogspot.co.id/ Selamat malam, Ra! Mungkin tulisan ini adalah sebuah kesia-siaan. Ditulis tanpa kejelasan tujuan dan waktu untuk disebut sebagai surat. Tapi aku perlu menulisnya dan membiarkan takdir yang membuatnya sampai kepadamu atau tidak. Juga membiarkan takdir sudi membuatmu mau membalasnya atau tidak. Ra, seharusnya ini kuucapkan enam tahun lalu.

Sana, Pergi yang Jauh (2)

Aku tahu, ambisimu lebih jauh dari jarak sumsel-lampung saja. Mimpimu lebih luas dari daratan sumatera, bahkan Indonesia. Aku tahu... Kamu ingin menjejak lebih jauh dari sekadar negeri tetangga. Kamu ingin berbahasa yang lebih berbeda dari bahasa melayu yang masih serupa bahasa Indonesia Dan tempat ini, tidak ada dalam list mimpimu.  Aku tahu,