Langsung ke konten utama

Sana, Pergi yang Jauh (2)


Aku tahu,
ambisimu lebih jauh dari jarak sumsel-lampung saja.
Mimpimu lebih luas dari daratan sumatera, bahkan Indonesia.

Aku tahu...
Kamu ingin menjejak lebih jauh dari sekadar negeri tetangga.
Kamu ingin berbahasa yang lebih berbeda dari bahasa melayu yang masih serupa bahasa Indonesia
Dan tempat ini, tidak ada dalam list mimpimu. 
Aku tahu,

Negeri impianmu adalah negeri yang menjadi latar film-film action yang semangat sekali kamu ceritakan padaku.
Atau latar video klip lagu-lagu yang pernah kamu perdengarkan kepadaku.
Atau negeri yang menjadi latar saat kamu menulis sebuah cerita yang panjang yang kemudian kamu tunjukkan kepadaku.

Aku tahu, kamu ingin berkomunikasi dengan siapa saja menggunakan bahasa di film-film itu, atau di lagu-lagu itu. Dan bukan di sini tempatnya. 
Aku tahu!
Mimpimu lebih serius dari sekadar  jalan-jalan atau mengirim foto-foto semacam ini.
Aku tahu, manusia sedingin kamu butuh alasan khusus dan besar untuk bertingkah manis seperti ini. 
Tidak cukup dalam rangka  basa-basi untuk menyapaku yang siapalah ini.

Maka tidak apa-apa, kalau nantinya, impianmu ke negeri itu terwujud, lalu kamu tak sempat bertingkah remeh semacam ini, bahkan sekadar mengingat namaku, tidak apa-apa.
Bagiku kalimat untukmu masih sama: "sana, pergi saja yang jauh!"
Dengan doa yang masih saja serupa: "semoga aku menjadi visimu, lain waktu atau bahkan selalu"

Ya, sana pergi yang jauh.
Kalau sempat, cukuplah menulis hal-hal sederhana namun menginspirasi banyak manusia, tentang apapun yang berkaitan dengan perjalananmu.
Tak perlu menjadikannya tulisan bertujuan khusus, apalagi sekadar tanda kamu mengingatku (karena rasanya juga tak mungkin), terpenting aku tetap bisa menikmati mimpimu dari jauh.
Dan memastikan bahwa kamu masih sama seperti terakhir kita bertemu. Maka sudah!

Aku tidak tahu, apakah manusia dengan mimpi sesederhana aku, layak disandingkan dengan manusia visioner seperti kamu. Tapi, menurutku, Tuhan takkan sedeskriminatif itu. Masih ada faktor lain, kan? 
Sudahlah. Sana, pergi yang jauh! Aku selalu mengaamiinkan doa-doamu, dari jauh, dari sudut dunia yang tak pernah kamu tahu.

Baca sebelumnya: "Sana, Pergi yang Jauh" 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Resensi Novel Pergi- Tere Liye] Tauke Besar, Kemana akan Pergi?

  Judul         : Pergi Penulis       :  Tere Liye Penerbit      : Republika Penerbit Cetakan I    :April, 2018 Tebal buku  : iv+455 halaman “Berangkat, Edwin. Kita harus tiba di Hong Kong malam ini. Aku ada urusan dengan Master Dragon yang belum selesai.” Bagi kalian yang pernah membaca novel Pulang karya Tere Liye terbitan tahun 2015 lalu, tentu tak asing dengan kalimat di atas. Sebaris kalimat penutup yang berhasil membuat pembaca mengkhatamkan novel tersebut dengan otomatis mengeluh “Yah, endingnya gantung!”. Sepertinya, melalui kalimat itu, sang penulis sengaja menciptakan tanda tanya besar di kepala pembaca, untuk kemudian dibuat penasaran, harap-harap cemas menantikan ada atau tidak sekuelnya di kemudian   hari, sekadar menjawab satu pertanyaan yang pasti muncul saat aktivitas membaca terpaksa berakhir:  “ apa kepentingan Bujang menemui Master Dragon di Hong kong? ”. Dan pada April 2018, pertanyaan itu akhirnya akan dijawab. Setelah sebelumnya sempat

Miss Keriting dan Masa Lalunya

Judul Buku: Selena dan Nebula Penulis: Tere Liye Co-author: Diena Yashinta Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit: Cetakan pertama 2020 S-E-L-E-N-A.  Selena lahir di distrik sabit enam, Sebuah perkampungan yang padat, kumuh, dan tertinggal di klan Bulan. Ia terlahir dari orang tua yang miskin. Malangnya lagi, pada usia empat belas tahun ayah Selena meninggal dunia. Lalu menyusul ibunya yang wafat pada tahun berikutnya. Selena resmi menjadi gadis yatim piatu pada usia lima belas tahun. Dari surat wasiat terakhir yang ditulis sang ibu, Selena mengetahui bahwa ia masih punya keluarga di kota Tishri yang berjarak dua ratus kilometer dari tempat tinggalnya. Namanya paman Raf, adik dari sang ibu, pemilik salah satu kantor pekerja konstruksi di kota Tishri. Keseharian keluarga Raf mengerjakan proyek-proyek pembangunan di kota Tishri dan keinginan Selena balas jasa karena hidup menumpang, mengharuskannya untuk turut terlibat dalam pekerjaan konstruksi m

Matahari: Perjalanan Tanpa Misi

Judul Novel         : Matahari Penulis                : Tere Liye Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama Cetakan I            : Juli 2016 Cetakan II            : Agustus 2016 ISBN                    : 978-602-03-3211-6 Tebal buku          : 400 halaman Namanya Ali, 15 tahun, kelas X. Jika saja orang tuanya mengizinkan, seharusnya dia sudah duduk di tingkat akhir ilmu fisika program doctor di universitas ternama. Ali tidak menyukai sekolahnya, guru-gurunya, teman-teman sekelasnya. Semua membosankan baginya. Tapi sejak dia mengetahui ada yang aneh pada diriku dan Seli, teman sekelasnya, hidupnya yang membosankan berubah seru. Aku bisa menghilang, dan Seli bisa mengeluarkan petir. Ali sendiri punya rahasia kecil.Dia bisa berubah menjadi beruang raksasa. Kami bertiga kemudian bertualang ke tempat-tempat menakjubkan. Namanya Ali. Dia tahu sejak dulu dunia ini tidak sesederhana yang dilihat orang. Dan di atas segalanya, dia akhirnya tahu persahabatan adal