Langsung ke konten utama

Tentang Gitar dan Perjalanan Menjajaki Ragam Kemungkinan (Review Novel Brianna dan Bottomwise karya Andrea Hirata)






Judul Buku : Brianna dan Bottomwise 

Penulis : Andrea Hirata

Penerbit : Bentang Pustaka

Tahun terbit : Cetakan pertama, Juli 2022

 

 

Sinopsis 

John Musiciante ialah salah seorang musisi legend di Amerika serikat. Musibah besar baginya ketika suatu hari harus mengalami kasus pencurian pada barang paling berharga yang ia miliki sebagai gitaris. Gitar Vintage Sunburst 1960 pemberian ibunya di hari ulang tahun ke tiga belas, juga bertanda tangan idolanya raib dibawa pencuri tak beradab yang nekat memecahkan kaca mobilnya saat ia tengah mengisi bensin di wilayah Fresno, California. Kehilangan gitar yang telah menemani karier bermusiknya selama 30 tahun sama artinya dengan kehilangan separuh hidupnya. Ia frustrasi. Berbagai upaya dilakukan untuk menemukan gitar tersebut, dari memanfaatkan jasa detektif swasta hingga menggelar sayembara dengan hadiah ratusan juta dollar Amerika.

 

Seorang Private Investigator (PI) detektif swasta perempuan yang ambisius dan berpengalaman menangani banyak kasus bernama Angelia Bottomwise dipilih John Musiciante untuk menangani kasus pencurian gitar miliknya. Bottomwise tidak bekerja sendiri. Ia merekrut seorang asisten perempuan berusia dua puluh dua tahun bernama Brianna. Meski minim pengalaman, berbekal kemampuan menggunakan senjata Glock Single Stack dan SIG SAUER 9 mm, juga potensi loyalitasnya sebagai seorang fans John Musiciante, Bottomwise menilai Brianna akan cukup mumpuni mendampinginya menemukan gitar legendaris itu.

 

“Tahukah kau pekerjaan ini akan mendorongmu ke tepi-tepi karakter manusia? Kau akan menjumpai kekejaman sehingga kau menyesal dilahirkan ke muka bumi ini. Kau akan merasa iba pada korban sehingga bersedia menukar posisimu dengan korban itu. Kau akan putus asa sehingga kau mau bunuh diri. Kau akan marah sehingga kau mau membunuh.” – hal 40

 

Perjalanan memecahkan kasus pencurian gitar ini akhirnya melibatkan banyak sekali tokoh dengan beragam kehidupan. Gitar ini berkali-kali mengalami perpindahan sejak lepas dari tangan pemiliknya. Melintasi batas-batas wilayah negara bagian Amerika Serikat bahkan sampai ke pelosok Indonesia. Mengalami berbagai konflik berbeda bergantung tangan  mana yang sedang memegangnya.

 

Mulai dari Ameru, seorang bocah kelas 1 SMP, musisi berbakat keturunan keluarga kaya di Jakarta. Kemudian Alma, gadis berbakat dalam bermusik namun secara nasib kurang beruntung karena dilahirkan di keluarga miskin. Lalu Pak Mu, seorang pekerja di grup Sirkus keliling yang memiliki bakat bermain gitar yang amat luar biasa namun bermasalah dengan ingatannya. Hingga sampai ke tangan kelompok musik Orkes Melayu paling tidak berbakat asal kampung Ketumbi yang digagas oleh Sadman bersama lima teman lainnya. Dan masih banyak tokoh lain yang berurusan dengan gitar tersebut nantinya.

 

Gitar itu bertransformasi menjadi tokoh utama yang senantiasa menghidupkan konflik bagi tangan-tangan yang menemukannya. Gitar itu istimewa bagi siapa saja yang lahir dengan bakat musik namun menjadi tidak berharga bagi mereka yang tidak mengerti apa-apa soal nada. Begitupun harganya. Ramai menjadi  perburuan orang-orang di negara asalnya, gitar itu justru diperlakukan bak barang rongsok di Indonesia.

Bagaimanakah ujung dari perjalanan gitar sang legenda? Apakah John Musciante mampu mengembalikan semangat bermusiknya tanpa gitar kesayangannya? Apakah Brianna dan Bottomwise berhasil membuktikan keahliannya sebagai detektif swasta dengan mememcahkan kasus pencurian ini? Apakah gitar itu akan kembali pada pemiliknya? Kalau pertanyaan ini kemudian bersarang di kepalamu usai membaca sinopsisnya, saranku, jangan tunda lagi untuk segera membaca novel ini ya :)

***

 

Brianna dan Bottomwise adalah novel ke empat belas karya penulis Best Seller asli Indonesia, Andrea Hirata. Pak cik satu ini tak pernah gagal melahirkan karya-karya kelas dunia. Tak terkecuali novelnya kali ini. Berikut kutuliskan beberapa poin yang menjadi alasan kenapa novel dengan judul Brianna dan Bottomwise sangat menarik untuk dibaca:

 

Tema

Novel yang mengangkat tema musik ini kembali menjadi karya yang membuat pembaca berdecak kagum pada kepiawaian Andrea Hirata dalam meramu kata-kata. Sebagai manusia yang awam soal musik, aku bahkan tetap menikmati cara penulisnya mendeskripsikan komponen musik yang sedang dimainkan tokoh-tokohnya, sehingga mampu membangun suasana seolah penuh musik di kepala pembacanya. Jika menilik bab prakata dalam novel ini, pembaca akan memahami bahwa riset novel ini memang total. Perihal Andrea Hirata yang hobi bermain musik dan pernah berkelana di Amerika Serikat menjadikan suatu kewajaran jika novel ini terasa sangat detail mendeskripsikan suasana.

 

Alur Cerita

Pemilihan alur maju sebagai cara mengalirkan cerita dalam novel ini juga menjadi sebuah previlage tersendiri bagi pembaca yang tidak perlu berpikir keras mengikuti kisah-kisah yang dialami tokoh-tokoh di dalamnya. Cerita terasa mengalir begitu saja. Penulis memulai cerita dengan memperkenalkan tokoh-tokohnya satu per satu, kemudian perlahan-lahan menghadirkan konflik-konflik berbeda ketika hidupnya beririsan dengan gitar vintage sunburst 1960 milik John Musiciante yang hilang. Meski penyelesaian konflik yang lahir dari gitar tersebut dan orang-orang yang memegangnya selalu sama, tetapi suasana yang dibangun oleh penulisnya selalu berhasil membuat pembaca merasa seru untuk mengikuti kisah pada tokoh selanjutnya.

 

Tokoh dan penokohan

Bagi siapapun yang pernah membaca karya-karya Andrea Hirata, kurasa sudah paham bagaimana selera humor Andrea Hirata sampai sedetail memilihkan nama yang unik dan sesuai dengan karakter tokohnya. Pembaca bisa dibuat tertawa bahkan sekadar membaca namanya saja. Novel ini memunculkan nama tokoh Sadman, Nasa, Jaminudin, Kembar Tarobi, Musisi muda dan korup,  dan lain sebagainya.

Dan di setiap karyanya, Andrea Hirata selalu menghadirkan satu tokoh penting bernasib tragis yang berperan besar menyedot perhatian pembaca. Andrea Hirata selalu berhasil mengemas nasib tragis tokoh tersebut menjadi komedi yang luar biasa. Serupa Dinah dalam novel orang-orang biasa, Aini dalam novel Guru Aini, atau Sobrinudin dalam novel sirkus pohon, kehadiran Sadman dalam novel Brianna dan Bottomwise ini menjadi penyebab utama bagi pembaca untuk terpingkal sendiri mengikuti kisahnya. Belum lagi ketika diperkenalkan lingkar pertemanan tokoh utamanya. Penulis juga selalu menghadirkan kisah kelompok persahabatan yang lucu dan menarik. Aku tidak merekemondasikan novel ini untuk dibaca di keramaian karena berpotensi membuatmu tak bisa menahan tawa. Orang-orang akan menoleh padamu dan bertanya “baca apaan sih sampe ketawa-ketawa sendiri?”.

 

Sudut pandang

Penggunaan sudut pandang orang ketiga adalah cara yang paling efektif bagi penulisnya untuk secara bebas membuat deskripsi situasi atau keadaan yang dialami tokoh dengan latar yang berbeda. Meski begitu, Novel ini tetap mampu membuat pembacanya merasa ‘menjadi tokoh yang sedang diceritakan’ sebagaimana pada novel-novel yang menggunakan sudut pandang pelaku utama.

Pemilihan sudut pandang dalam novel ini juga kurasa berperan menjaga logika cerita. Sebab bagiku, sesungguhnya yang menjadi tokoh utama bukanlah Brianna dan Bottomwise, melainkan justru gitar milik John Musiciante itu sendiri. Benda mati yang secara logika tidak akan bisa berperan sebagai pencerita.  


Gaya Bahasa

Bicara Gaya bahasa, penikmat karya-karya Andrea Hirata tentu sudah sangat akrab dengan gaya kepenulisan beliau. Novel Brianna dan Bottomwise, meski mengambil latar awal di Amerika serikat, tetap tak meninggalkan budaya lokalnya dengan memasukkan tokoh-tokoh asal tanah kelahirannya, Belitung. Diksi-diksi khas melayunya berperan besar membangun detail suasana tokoh-tokoh lokal, namun tidak terbawa ketika menceritakan tokoh di Amerika serikat. Andrea Hirata berhasil membangun suasana khas masing-masing sesuai dengan siapa dan dimana tokoh yang diceritakannya.   

 

Pesan Moral

Meski bergenre komedi, Andrea Hirata tak pernah alpa menyelipkan pesan-pesan kehidupan baik tersirat melalui karakter tokoh maupun tersurat melalui paragraf-paragraf yang diciptakan. Dengan kehadiran Bottomwise Andrea Hirata menyelipkan pelajaran moral tentang optimisme, pada Brianna pembaca mengenal mental pembelajar, pada Sadman pembaca belajar banyak tentang kesungguhan dalam meraih impian, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh lain dengan pelajarannya sendiri-sendiri.

 

“konsekuensi dari karakter manusia, yakni ada. Bahkan banyak. Orang yang cenderung berprilaku minimalis dan pragmatis di dunia ini, Mereka adalah orang-orang asyik yang membebaskan diri dari menolak segala bentuk attachment pada benda-benda. Mereka menolak menjadi korban iklan dan nafsu memiliki yang tak pernah bisa dipuaskan. Mereka kaum efektif efisien yang murah hati menyumbangkan atau membuang benda-benda yang tak mereka pakai. “ –hal 118

 

 “Pelajaran moral nomor 33, Kejujuran adalah sifat paling baik di dunia ini, sekaligus paling brutal.” – hal 151

 

“…karena dia tahu muara kejujuran tidaklah selalu – bahkan kerap bukan – kekayaan, namun pasti keindahan “ – hal 197

 

“untuk pengalamanmu, aku gurumu; untuk harapanmu, aku rekan kerjamu. Untuk egomu, aku musuhmu. Kalau aku pesimis, berarti seseorang tidak kompeten melakukan tugasnya. Kalau aku pragmatis, gitar itu takkan bisa kita temukan. katakan padaku, di mana posisimu, Brianna?” – hal 241

 

“Mereka yang melupakan mimpi-mimpinya akan bangun tidur setiap pagi, dalam keadaan kalah.” – hal 314

 

 ****


Hati-hati....  Usai sampai di halaman terakhir novel, pembaca akan disuguhi kalimat tanya lagi:

"Bagaimanakah selanjutnya nasib prodigy Alma dan Ameru, Pak Mu, Mr. Orkes Man, dan Orkes Melayu Semenanjung terakhir di dunia? Ikuti kelanjutan kisah Brianna dan Bottomwise dalam trilogi Brianna dan Bottomwise."

Selamat penasaran... :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Resensi Novel Pergi- Tere Liye] Tauke Besar, Kemana akan Pergi?

  Judul         : Pergi Penulis       :  Tere Liye Penerbit      : Republika Penerbit Cetakan I    :April, 2018 Tebal buku  : iv+455 halaman “Berangkat, Edwin. Kita harus tiba di Hong Kong malam ini. Aku ada urusan dengan Master Dragon yang belum selesai.” Bagi kalian yang pernah membaca novel Pulang karya Tere Liye terbitan tahun 2015 lalu, tentu tak asing dengan kalimat di atas. Sebaris kalimat penutup yang berhasil membuat pembaca mengkhatamkan novel tersebut dengan otomatis mengeluh “Yah, endingnya gantung!”. Sepertinya, melalui kalimat itu, sang penulis sengaja menciptakan tanda tanya besar di kepala pembaca, untuk kemudian dibuat penasaran, harap-harap cemas menantikan ada atau tidak sekuelnya di kemudian   hari, sekadar menjawab satu pertanyaan yang pasti muncul saat aktivitas membaca terpaksa berakhir:  “ apa kepentingan Bujang menemui Master Dragon di Hong kong? ”. Dan pada April 2018, pertanyaan itu akhirnya akan dijawab. Setelah sebelumnya sempat

Miss Keriting dan Masa Lalunya

Judul Buku: Selena dan Nebula Penulis: Tere Liye Co-author: Diena Yashinta Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit: Cetakan pertama 2020 S-E-L-E-N-A.  Selena lahir di distrik sabit enam, Sebuah perkampungan yang padat, kumuh, dan tertinggal di klan Bulan. Ia terlahir dari orang tua yang miskin. Malangnya lagi, pada usia empat belas tahun ayah Selena meninggal dunia. Lalu menyusul ibunya yang wafat pada tahun berikutnya. Selena resmi menjadi gadis yatim piatu pada usia lima belas tahun. Dari surat wasiat terakhir yang ditulis sang ibu, Selena mengetahui bahwa ia masih punya keluarga di kota Tishri yang berjarak dua ratus kilometer dari tempat tinggalnya. Namanya paman Raf, adik dari sang ibu, pemilik salah satu kantor pekerja konstruksi di kota Tishri. Keseharian keluarga Raf mengerjakan proyek-proyek pembangunan di kota Tishri dan keinginan Selena balas jasa karena hidup menumpang, mengharuskannya untuk turut terlibat dalam pekerjaan konstruksi m

Matahari: Perjalanan Tanpa Misi

Judul Novel         : Matahari Penulis                : Tere Liye Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama Cetakan I            : Juli 2016 Cetakan II            : Agustus 2016 ISBN                    : 978-602-03-3211-6 Tebal buku          : 400 halaman Namanya Ali, 15 tahun, kelas X. Jika saja orang tuanya mengizinkan, seharusnya dia sudah duduk di tingkat akhir ilmu fisika program doctor di universitas ternama. Ali tidak menyukai sekolahnya, guru-gurunya, teman-teman sekelasnya. Semua membosankan baginya. Tapi sejak dia mengetahui ada yang aneh pada diriku dan Seli, teman sekelasnya, hidupnya yang membosankan berubah seru. Aku bisa menghilang, dan Seli bisa mengeluarkan petir. Ali sendiri punya rahasia kecil.Dia bisa berubah menjadi beruang raksasa. Kami bertiga kemudian bertualang ke tempat-tempat menakjubkan. Namanya Ali. Dia tahu sejak dulu dunia ini tidak sesederhana yang dilihat orang. Dan di atas segalanya, dia akhirnya tahu persahabatan adal