Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Dear, Future Intan

Tema terakhir #7daysKF: Surat untuk diriku di masa depan. Kyaaaa, seandainya benar surat ini bisa melakukan time travel , sudah kupastikan aku tak perlu bertanya penasaran setiap pagi pada diriku sendiri di depan cermin tentang 'akan jadi seperti apa aku di masa depan?'. Seandainya mungkin, pasti seru sekali bisa mengobrol dengan diri sendiri yang terpisah oleh dimensi waktu. Hmmm...  Entah mustahil atau mungkin, biar kutulis saja dulu list pertanyaan untuk diriku di masa depan. **** Bandar Lampung, 17 juni 2017 Dear, future intan... Aku menulis surat ini saat sedang gamang dengan skripsiku yang nggak kelar-kelar, sementara, satu persatu teman-teman seangkatanku mulai sidang. Kalau bukan karena memikirkanmu di masa depan, aku ingin menyerah saja. Tapi, aku tak mau merusak hidupmu. Kalau aku menyerah hari ini, mudah sekali menebak kabarmu di sana saat kau membaca  ini. Tentu kau sedang menyesali diriku sebagai masa lalumu yang begitu lemah denga

Sebab Aku....

Ini sudah hari ke enam #7daysKF. Tema hari ini adalah alasan kepantasan diri untuk mendapatkan jodoh terbaik. hmmmm..... Let me think a few minutes... Kenapa tema kali ini terkesan mendorong penulisnya untuk promosi diri ya? haha Tidak, tidak. Itu hanya pikiran negatifku yang sekaligus minder menyebut diri pantas mendapatkan jodoh terbaik. Tentang sebuah ayat yang menyebutkan bahwa wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, aku meyakininya sebagai sebuah anjuran. Bahwasanya sebagai seorang perempuan yang berharap berjodoh dengan laki-laki baik, sudah seharusnya aku menjaga diriku untuk selalu dalam kebaikan. Sebab perihal jodoh, memang tak jauh-jauh dari soal kepantasan atau kesepadanan. Jadi, ketika ditanya kenapa aku pantas mendapatkan jodoh terbaik, ini jawabanku... Pertama, selama ini aku senantiasa menjaga diri  dari hubungan spesial dengan lawan jenis (read: pacaran). Selain karena aku meyakininya sebagai sesuatu yang tidak dibenarkan dalam agamaku, aku juga be

Doodle Wisuda Rahma

Selamat Wisuda Rahmawati, S.Pd. Terima kasih sudah menjadi karibku, terima kasih sudah membersamaiku sejak pertama kali masuk kuliah. aku nggak tahu harus bahagia atau sedih dengan diwisudanya kamu. Tapi selalu kudoakan kamu dari jauh. 

Mari Bertemu Satu Kali (Lagi)

Tantangan hari kelima: Siapa yang sedang ingin kamu temui dalam waktu dekat? Gaess, ini momen ramadan, jawaban atas pertanyaan sejenis tema hari ini, bagi seorang perantau sepertiku, tidak lain adalah keluarga dan kampung halaman. Right? Iyalah, siapa pula yang tidak rindu tempat pulang ternyaman sejagad raya itu. Biar kuceritakan, bagaimana kerinduan itu menjadi semakin tidak terkontrol tiap ramadan sudah mendekati akhir. Aku lahir di sebuah rumah yang di dalamnya dihuni sepuluh anggota keluarga: Ayah, ibu, aku, seorang kakak perempuan, empat kakak laki-laki, dan dua adik perempuan. Kalian bisa membayangkan, setelah sepanjang masa kecil dan remajaku dihabiskan di rumah seramai itu, tiba-tiba harus tinggal di kamar kos seorang diri dengan ukuran kamar tak lebih dari 16 meter persegi, bagaimana mungkin aku tak rindu? Kebiasaan bertengkar dan tertawa bersama keluarga yang kemudian fungsinya digantikan empat sisi tembok kosan dan setumpuk buku perkuliahan, kalian kira rindu menjadi s

Apa yang Memalukan bagi Gadis Pemalu?

Selamat malam, selamat membaca tulisan ke empat di hari ke lima. (nyengir innocent, sambil minta maaf ke momon) Tema hari ini tentang peristiwa memalukan di masa lalu yang seharusnya tidak pernah dilakukan. hmmm.... Sebenarnya agak riskan bertanya tentang apa yang memalukan kepada seorang gadis pemalu.  Yeah, bagaimanapun, label sebagai pemalu diberikan kepada seseorang karena nyaris semua hal enggan dilakukan orang tersebut karena ia malu. Dan gaees, kalian harus percaya bahwa aku pemalu. (pasang cadar, eaa) So, terus terang saat diberi tema ini, aku rada bingung memilih bagian mana dalam hidupku yang memalukan. Bukan karena nyaris tak ada, tapi karena terlalu banyak hal memalukan dalam hidupku. wkwkwk.. candaaa... Baiklah, sudah kuputuskan  untuk memilih satu dari sekian peristiwa memalukan yang pernah kualami. peristiwa yang paling dari yang ter-paling-memalukan seumur hidupku.  Cerita ini berlangsung di zaman putih biru. Kalau pakai istilah sekarang, ini zaman m

Sebesar.... Aku Pernah Merasa Punya

Hari ketiga writing challenge #KampusFiksi dan #basabasistore... Aku sengaja menulisnya sedikit mepet deadline. Tema hari ketiga cenderung baper. Butuh suasana hening nan syahdu untuk membuka luka-luka lama yang sudah berusaha dikubur oleh waktu dan rutinitas. Dan mendekati tengah malam adalah saat yang tepat, menurutku. Seberapa besar kamu pernah kehilangan seseorang? Pertanyaan ini jlebb banget. Sekali terbaca, sukses membuat sesak seonggok daging dalam raga yang sensitif dengan kata kehilangan.  Kau pernah dengar kalimat ini: "Seseorang yang paling kau cintai, punya potensi paling besar untuk melukaimu dalam-dalam" Belum ya? Jangan-jangan itu hanya sebaris kalimat yang lahir dari pengalamanku sendiri. Hahaha. Gaess, cinta yang kumaksud dalam tulisan ini lebih universal sifatnya jika hanya kau taksir sebagai cinta seorang pacar. Aku jomblo kok. Maka aku tak punya kewajiban untuk merasa kehilangan seorang kekasih. wkwkwkwk Tapi izinkan aku sedikit s

Meski Ingin, Tetap Saja Tak Mungkin

Hari ini, hari kedua Writing Challenge -nya Kampus Fiksi. Aku ingin jujur sama kalian, kalau tema kedua ini sempat bikin aku tak mau ikut #7DaysKF. Alasannya sederhana: aku tidak suka binatang. Tapi alangkah lemahnya diriku jika harus batal menulis hanya karena aku tidak mungkin melakukannya dalam dunia nyata. Hey, bukankah sesekali, menulis juga butuh imajinasi? Dan dalam imajinasi, bukankah kita bebas melakukan apapun tanpa perlu terkungkung ketidakmungkinan? Tanpa imajinasi, mana mungkin cerita Harry Potter, Narnia, Doraemon, dan segenap cerita ngayal itu bertebaran di muka bumi, bahkan digandrungi berjuta umat manusia? So, aku tidak mau tergolong manusia lemah yang tidak mampu sedikit menghayal untuk memelihara beberapa jenis binatang. Ohya, kategori rasa tidak sukaku pada binatang juga tak bisa ditafsirkan sebagai kebencian. Aku tidak suka, bukan berarti, ketika melihat binatang aku akan nyinyirin dia, atau bahkan membunuhnya. Tidak. Rasa tidak sukaku tergolong wajar dan tida

Yang Lumrah, (namun) Spesial, (meski) Tidak (begitu) Menarik

Selamat hari minggu, teman-teman. Menjawab tantangan menulis #7daysKF hari pertama, dengan tema yang pas banget untuk dilakukan dalam setiap perjumpaan pertama (tsaah) : perkenalan diri, izinkan aku untuk turut serta menuliskannya. Namaku Intan Puspita Sari. Nama yang lumrah, bukan? Atau bahasa kasarnya pasaran. Ya, aku tidak bisa menyanggah bahwa namaku mungkin tidak seunik atau sespesial itu. Tapi percayalah, apa-apa yang sudah kutempuh selama menjalani hidupku sebagai seorang Intan sampai hari ini, sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan seberapa spesial nama pasaran itu buatku sendiri. Apasih.. Haha Aku lahir sebagai anak ke enam dari delapan bersaudara. Tidak perlu shock mendengar jumlah anggota sebanyak itu di saat pemerintah gencar meneriakkan program keluarga berencana. Katakanlah, keluargaku tidak termasuk yang mengikuti program itu. Well, sebagai anak yang lahir dalam keluarga besar, salah satu keuntungan yang paling aku rasakan adalah bagaimana caraku belajar memaklum